Sabtu, 24 Mei 2014

DASAR PEMASARAN BAB 2

LINGKUNGAN PEMASARAN

            PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG :
BERISI TENTANG PENJELASAN LINGKUNGAN PEMASARAN SESUAI TUGAS YANG DI BERIKAN OLEH DOSEN BPK. FITRIANSYAH HAMBALI, SE, MM. SEMOGA TULISAN INI BISAM BERMANFAAT PAGI PEMBACA NYA.

RUMUSAN MASALAH :
PENDEKATAN SISTEM DALAM PEMASARAN
LINGKUNGAN PEMASARAN MIKRO (PEMASOK,PERANTARA,PELANGGAN,PESAING)
LINGKUNGAN PEMASARAN MAKRO (DEMOGRAFI,EKONOMI TEKNOLOGI,SOSBUD DLL)

            ANALISIS

PENDEKATAN SISTEM DALAM PEMASARAN

Ada bebrapa pendekatan strategi pemasaran yang dapat dijadikan acuan. Berikut ini secara berurutan diperlihatkan suatu pendekatan strategi pemasaran yang bersifat alternatif dan generik. Tentunya hal ini sangat diharapkan dapat membantu memberi kejelasan serta kemudahan terutama bagi para akademisi dan manajer yang berkecimpung di dalam bidang pemasaran, sehingga penerapannya akan dapat membawa manfaat bagi kemajuan organisasi bisnis atau perusahaan. Dibawah ini ada 5 pendekatan strategi pemasaran akan dipaparkan secara berurutan sebagai berikut.

1.      PENDEKATAN EFISIENSI VERSUS EFEKTIVITAS

Dalam cara pendekatan ini, apapun keputusan strategi yang akan diambil haruslah merupakan pencerminan dari adanya keseimbangan antara faktor
efisiensi (daya guna) dengan faktor efektivitas (tepat guna). Dengan strategi efisiensi, perusahaan berusaha untuk memperoleh laba dengan cara menekan biaya produksi dan pemasaran serta memperbesar volume atau nilai penjualannya. Suatu strategi efektivitas akan mencapai sasaran jika produk yang dibuat oleh perusahaan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Jika produk tersebut telah sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen, maka konsumen akan bersedia untuk membayar dengan harga yang tinggi. Dalam mempertimbangkan pilihan strategi yang mendasar ini, perusahaan harus dapat memperhitungkan syarat-syarat yang diperlukan oleh kedua pendekatan strategi tersebut.

2.      STRATEGI SEGMENTASI PASAR VERSUS COUNTER-SEGMENTATION

Suatu pendekatan yang mendasarkan kepada strategi segmentasi pasar versus counter-segmentation erat kaitannya dengan masalah pendekatan efisiensi versus efektivitas. Yang menjadi pokok masalah adalah proses memilih pasar sasaran yang akan dituju. Terlepas apakah pasar itu akan didekati sebagai kesatuan yang homogin atau heterogin, tentu yang dijadikan titik tolak pendekatan memilih pasar, adalah konsumen dengan pola kebutuhan dan keinginannya. Jadi jika perusahaan ingin mendekati pasar melalui kelompok konsumen yang homogin, maka terlebih dahulu perlu melakukan pendekatan strategi segmentasi pasar. Sebaliknya jika perusahaan mendekati pasar melalui kelompok konsumen yang heterogin, maka perusahaan perlu menggunakan pendekatan strategi counter-segmentation. Segmentasi pasar adalah pembagian pasar yang semula merupakan kelompok konsumen yang heterogin menjadi kelompok konsumen yang homogin, dimana masing-masing kelompok dapat dicapai dengan bauran pemasaran yang sesuai dengan pasar sasaran yang dituju. Segmentasi pasar mempunyai suatu keuntungan bagi perusahaan, karena perusahaan dapat mengkhususkan diri kepada segmen pasar tertentu, sehingga dapat melindungi diri terhadap persaingan serta dapat mencapi kepuasan konsumen.

3.      PENEMPATAN PERSAINGAN

Selanjutnya strategi penantang pasar adalah merupakan cara yang dipakai
untuk mencoba meningkatkan pangsa pasar melalui konfrontasi langsung,
seperti membeli atau mengakuisisi perusahaan pesaing yang berskala kecil.
Tentu strategi yang demikian sangatlah ofensif. Jika cara yang dipergunakan adalah strategi pengikut pasar, maka hal ini merupakan kebalikan dari strategi penantang pasar. Perusahaan tidak melancarkan serangan-serangan, akan tetapi mencoba untuk tumbuh dengan menarik sebahagian dari konsumen-konsumen baru agar mau membeli kepadanya ataupun dengan melemparkan produk ke kelompok pangsa pasar yang lain. Cara lainnya adalah dengan menggunakan strategi memilah pasar, di mana pasar dipilah menurut segmen-segmen tertentu yang sifatnya lebih khusus lagi. Kunci daripada pemikiran ini adalah spesialisasi, seperti keakhlian di dalam pemakaian akhir, karakteristik produk dan geografi. Dari sebagian besar pendekatan-pendekatan strategis tersebut di atas pada umumnya perusahaan akan mencari sektor-sektor industri di mana kekuatan para pesaing sangat lemah. Cara yang paling banyak dipergunakan adalah penempatan posisi produk dengan membedakan karakteristik dari produk itu sendiri. Melalui teknik-teknik tertentu, seperti Multidimensional Scaling (MDS) akan dapat diperoleh data atau informasi mengenai ruang gerak produk, sehingga akan memudahkan perusahaan memilih posisi apa yang belum diisi oleh para pesaing yang ada, sehingga peluang untuk menjadi monopolis atau oligopolis cukup terbuka dengan lebar. Namun perusahaan haruslah bersikap waspada apakah pendekatan ini mampu untuk dilaksanakan ditinjau dari segi teknik produksi atau operasi, pemasaran, dan keuangan.
4.      PENDEKATAN PERMINTAAN
Pada dasarnya masyarakat senantiasa membutuhkan suatu produk, tinggal
tergantung bagaimana cara perusahaan untuk dapat menggali produk tersebut yang sifatnya masih terpendam (potensial) menjadi produk yang sudah tentu akan digemari oleh para konsumen. Kreativitas yang demikian kita sebut sebagai strategi pemasaran pengembangan (development-marketing) . Jika pada suatu saat permintaan terasa berkurang, maka perusahaan pun dapat pula mengambil langkah penyelamatan dengan cara menghidupkan kembali produk tersebut. Dengan kata lain dapat disebut sebagai usaha untuk meniupkan hidup baru kepada produk dan/atau jasa yang ada. Usaha ini disebut sebagai strategi pemasaran kembali (remarketing). Di samping cara-cara seperti apa yang baru saja diuraikan, masih terdapat beberapa cara lain lagi yang dapat kita pergunakan, diantaranya adalah strategi yang diterapkan perusahaan untuk menciptakan permintaan yang merata (synchro-marketing). Sebagai contoh misalnya saja percakapan telepon di malam hari relatif akan lebih murah, jika dibandingkan pada siang hari, atau pada musim di luar liburan tarif hotel relatif lebih murah. Akan tetapi jika selama pola permintaan masih berjalan sebagaimana yang dikehendaki, strategi yang telah diambil oleh perusahaan haruslah tetap dapat dipertahankan, dan cara yang demikian disebut sebagai strategi pemasaran pemeliharaan (maintenance-marketing). Demikian pula halnya suatu pengurangan permintaan yang besar secara berencana dan tidak terasa, terkadang harus pula dilakukan oleh perusahaan kalau memang perusahaan akan lebih mengkhususkan diri kepada satu segmen pasar tertentu saja yang dianggap menguntungkan. Cara yang demikian dapat disebut sebagai strategi pemasaran peniadaan (demarketing). Seandainya permintaan yang datang justru kepada barang dan/atau jasa yang dianggap merugikan perusahaan ataupun barang dan/atau jasa yang memang tidak dikehendaki oleh perusahaan, maka alternatif yang dapat dilakukan untuk memecahkan masalah ini adalah dengan melaksanakan strategi pemasaran menentang (counter-marketing).

5.      PENDEKATAN SIKLUS KEHIDUPAN PRODUK (PLC)

Pendekatan strategi secara PLC ini tumbuh dengan berlandaskan pada
pengertian tentang siklus kehidupan produk yang dihasilkan suatu perusahaan, yang secara berurutan dimulai dari tahap pengenalan (introduction), pertumbuhan (growth) dan kematangan (maturity) sampai menuju tahap penurunan (decline). Penggabungan PLC dengan siklus kehidupan proses (PRLC) dapat memperbesar relevansi strategis dari pendekatan tersebut. Pendekatan PLRC menggambarkan perkembangan proses produksi dari produksi skala kecil yang fleksibel tetapi mahal, menuju ke produksi berkesinambunggan dan masal, di mana efektivitas dan fleksibilitas perlu mengalah untuk efisiensi. Pada umumnya selama periode PLC, perkembangan proses produksi berjalan dari produksi skala kecil pada tahap pengenalan menuju produksi masal pada tahap kematangan . Kemungkinan lain bagi perkembangan proses produksi dapat merupakan pilihan antara kegiatan yang mengarah kepada fleksibilitas dengan konsekuensi meningkatnya biaya-biaya, atau penempatan posisi menuju suatu peningkatan efisiensi yang disebabkan karena adanya penurunan fleksibilitas. Namun perusahaan dapat juga memilih suatu strategi inovasi, yakni dengan cepat memasuki perkembangan pasar dengan produksi skala kecil dan pada tahap kematangan melaksanakan desinvestasi. Atau perusahaan tersebut dapat juga langsung memasuki pasar jika mereka telah memiliki volume atau nilai.

1.      LINGKUNGAN PEMASARAN MIKRO (PEMASOK,PERANTARA,PELANGGAN,PESAING)
Lingkungan mikro terdiri dari para pelaku dalam lingkungan yang langsung berkaitan dengan perusahaan yang mempengaruhi kemampuannya untuk melayani pasar.
A.      PEMASOK
Para pemasok adalah perusahaan-perusahaan dan individu yang menyediakan sumber daya yang dibutuhkan oleh perusahaan dan para pesaing untuk memproduksi barang dan jasa tertentu. Perkembangan dalam lingkungan pemasok ini bisa sangat mempengaruhi pemasaran dimana manajer pemasaran perlu mengawasi harga-harga bahan baku karena kenaikan bahan baku bisa mempengaruhi harga jual dari produk yang akhirnya akan mengurangi pemasaran yang dimiliki oleh perusahaan. Perkembangan dalam lingkungan “pemasok” dapat memberikan pengaruh yang amat berarti terhadap, pelaksanaan pemasaran suatu perusahaan. Manajer pemasaran perlu mengamati kecenderungan harga dari masukan-masukan penting bagi kegiatan produksi perusahaan mereka. Kenaikan harga gula atau coklat
bisa menyebabkan peningkatan harga gula-gula, yang selanjutnya mengurangi volume penjualan yang telah diramalkan Perusahaan Hershey. Kekurangan sumber-sumber bahan mentah, pemogokan buruh, dan berbagai kejadian lainnya dapat mengganggu pemenuhan atas janji penyerahan kepada para pelanggan dan menurunnya penjualan dalam jangka pendek akan merusak kepercayaan para pelanggan dalam jangka panjang.

B.      PERANTARA PELANGGAN
Para perantara pemasaran adalah perusahaanperusahaan yang membantu perusahaan itu dalam promosi, penjualan dan distribusi barang-barangnya kepada para pembeli terakhir. Mereka ini meliputi para perantara, perusahaan distribusi fisik, lembaga-lembaga jasa pemasaran, dan perantara bidang keuangan.Perantara Perantara adalah perusahaan dagang yang membantu perusahaan untuk menemukan pembeli dan/atau menutup penjualan dengan mereka. Mereka terbagi menjadi dua macam, yaitu agen perantara dan pedagang perantara. Agen perantara seperti agen, pialang, dan perwakilan produsen, yang mencari dan menemukan para pelanggan dan/atau melakukan perjanjian dengan pihak lain, tapi tidak memiliki barang dagangan itu sendiri, Perusahaan Hershey, sebagai contoh, bisa menyewa agen untuk mencari pedagang eceran di berbagai negara di Amerika Selatan dan membayar komisi kepada para agen ini berdasarkan jumlah pesanan yang mereka hasilkan. Para agen itu tidak membeli gula-gula; Perusahaan Hershey langsung mengirimkannya kepada para pengecer. Pedagang perantara, seperti pedagang besar, pengecer dan para penjual-kembali lainnya, membeli suatu produk, memiliki produk tersebut, serta menjualnya kembali sebagai barang dagangan. Metode utama perusahaan Hershey adalah menjual gula-gula kepada pedagang besar, toko serba-ada yang besar beserta cabang-cabangnya, dan pedagang keliling. Selanjutnya perantaraperantara itu menjual kembali gula-gula tersebut kepada para pembeli dan memetik keuntungan dari penjualannya.
C.      PESAING
Jarang sekali suatu organisasi hanya sendirian dalam usahanya melayani sekelompok pasar pelanggan. Usahanya untuk membangun sistem yang efisien guna melayani pasar itu disaingi oleh usaha serupa dari pihak lain. Sistem pemasaran perusahaan dikelilingi dan dipengaruhi oleh sekelompok pesaing. Para pesaing ini perlu diidentifikasi, dimonitor, dan dikalahkan untuk memperoleh dan mempertahankan kesetiaan pelanggan kepada perusahaan yang bersangkutan.Lingkungan persaingan itu bukan hanya terdiri dari perusahaan lain, tetapi juga hal-hal yang lebih mendasar. Cara terbaik bagi perusahaan untuk menguasai atau memenangkan persaingan itu adalah dengan mengambil sudut pandang pelanggan. Apakah yang dipikir seorang pembeli dalam proses menjawab pertanyaan yang hasilnya mungkin tindakan membeli sesuatu? Kita namakan hal ini keinginan yang saling bersaing. Katakanlah seseorang terutama didorong untuk memuaskan rasa lapar. Pertanyaan selanjutnya menjadi: “Apakah yang ingin saya makan?” makanan yang berbeda-beda muncul dalam pikirannya, seperti keripik kentang, gulagula, minuman ringan, dan buah. Hal ini disebut pesaing-pesaing generik, yang menampilkan cara-cara berbeda untuk memuaskan kebutuhan yang sama. Pada saat itu, seseorang dapat memutuskan untuk memilih gula-gula dan dia. bertanya: “Apakah jenis gula-gula yang saya inginkan?” Bentuk gula-gula yang berbeda-beda muncul di benaknya, seperti batangan coklat, gula-gula berwarna hitam, dan tetes gula. Berbagai macam gula-gula itu semuanya merupakan pesaingpesaing bentuk produk, yakni produk itu berbeda dalam hal bentuk untuk memuaskan keinginan memperoleh gula-gula. Akhirnya, konsumen menyadari bahwa dia benar-benar menginginkan sebatang coklat dan menemukan bahwa terdapat beberapa merek coklat seperti Hershey, Nestle, dan Mars. Semuanya adalah pesaing merek (brand competitors).

2.      LINGKUNGAN PEMASARAN MAKRO (DEMOGRAFI,EKONOMI TEKNOLOGO, SOSBUD DLL)
Lingkungan makro terdiri dari kekuatan-kekuatan yang bersifat kemasyarakatan yang lebih besar dan mempengaruhi semua pelaku dalam lingkungan mikro perusahaan.
A.      DEMOGRAFI
Kekuatan lingkungan yang pertama dimonitor adalah kependudukan karena orang banyak yang membentuk pasar. Perkembangan kependudukan dari waktu kewaktu yang terus meningkat dapat merupakan suatu peluang, sekaligus menjadi ancaman bagi sebuah usaha. Pertumbuhan jumlah penduduk merupakan pertumbuhan permintaan terhadap barang-barang yang dibutuhkan. Lingkungan demografi memperlihatkan pertumbuhan penduduk dunia yang tinggi, perusahaan distribusi, umur, etnis, dan pendidikan, jenis rumah tangga baru, pergeseran populasi secara geografi, dan perpecahan dari pasar masal menjadi pasar-pasar mikro.
B.      EKONOMI TEKNOLOGI
Setiap teknologi merupakan suatu kekuatan yang dapat mendorong lajunya perkembangan usaha tingkat pertumbuhan ekonomi yang ditentukan oleh seberapa banyak teknologi yang telah ditemukan. Teknologi merupakan peluang pembaharuan yang tidak terbatas, teknologi meningkatkan metode pengolahan yang lebih sempurna tetapi untuk jenis produk yang sifatnya khas, teknologi bukan merupakan faktor penunjang dan pendukung yang utama tetapi cara tradisional juga perlu tetap dipertahankan untuk menjamin keaslian/kealamianya. Lingkungan teknologi memperlihatkan perubahan teknologi yang semakin cepat, kesempatan inovasi yang tak terbatas, anggaran riset dan pengembangan yang tinggi, konsentrasi pada perbaikan kecil daripada penemuan besar, dan pengaturan yang meningkat terhadap perubahan teknologi.
C.      SOSIAL BUDAYA
Pengaruh membeli juga ditentukan oleh kebiasaan-kebiasaan yang terjadi pada setiap orang dan langsung ditiru oleh pihak lain. Kehadiran suatu produk dalam masyarakat serta diterima atau tindakannya yang baru sangat dipengaruhi oleh kultur masyarakat setempat. Lingkungan budaya juga dapat menciptakan peluang yang sangat besar bagi sebuah perusahaan.

REFERENSI


DASAR PEMASARAN BAB 1

PENGERTIAN KONSEP DAN LINGKUP PEMASARAN

            PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG :
BERISI TENTANG PENJELASAN PENGERTIAN DASAR PEMASARAN SESUAI TUGAS YANG DI BERIKAN OLEH DOSEN BPK. FITRIANSYAH HAMBALI, SE, MM. SEMOGA TULISAN INI BISAM BERMANFAAT PAGI PEMBACA NYA.

RUMUSAN MASALAH :
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP PEMASARAN
PERKEMBANGAN DAN SEJARAH PEMIKIRAN TENTANG PEMASARAN
KONSEP DAN ORIENTASI PEMASARAN
FUNGSI UNIVERSAL DAN TANTANGAN PEMASARAN

            ANALISIS

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP PEMASARAN
Pemasaran adalah kegiatan pemasar untuk menjalankan bisnis (profit maupun nonprofit) guna memenuhi kebutuhan pasar dengan barang atau jasa, menetapkan harga, mendistribusikan, serta mempromosikannya melalui proses pertukaran agar memuaskan konsumen dan mencapai tujuan perusahaan.
Unsur-unsur pokok dalam pemasaran antara lain, sebagai berikut :
Pemasar: organisasi perusahaan atau perorangan yang mempunyai tujuan tertentu bagi organisasi maupun pribadinya. Pemasar dapat merupakan produsen yang umumnya berorientasi terhadap keuntungan dan organisasi yang belum tentu berorientasi pada keuntungan.
Barang dan jasa: sesuatu yang ditawarkan oleh produsen untuk pemenuhan kebutuhan dan keinginan.
Pemerintah yang berorientasi pada kesejahteraan umum.
Pasar: konsumen pribadi atau organisasi perusahaan yang mempunyai kebutuhan dan keinginan yang berwujud sebagai permintaan terhadap barang atau jasa.
Proses pertukaran: kegiatan dua pihak yang masing-masing memerlukan sesuatu milik pihak yang lain sebagai usaha untuk pemenuhan kebutuhan dan keinginan masing-masing.

  LINGKUP PENGERTIAN PEMASARAN

Lingkup pengertian pemasaran antara lain adalah sebagai berikut:
Pemasaran Mikro-Eksternal: Pemasaran yang meliputi lingkup mikro perusahaan dengan orientasi eksternal.
Pemasaran Mikro-Internal: kegiatan pemasaran yang berorientasi pada internal perusahaan.
Pemasaran Makro-Eksternal: pemasaran perusahaan-perusahaan dalam skala makro dengan kapasitasnya sebagai satuan produsen dalam lingkup makro.

PERKEMBANGAN DAN SEJARAH PEMIKIRAN TENTANG PEMASARAN

Pemasaran sudah dipraktikkan sejak  jaman dahulu dan bahkan sejak jaman Nabi  Muhammad SAW. Nabi Muhammad SAW yang dalam hidupnya melakukan perdagangan atau bisnis. Di sini, kami menekankan pada karakter dan sifat Nabi Muhammad dalam melakukan proses bisnis. Nabi Muhammad telah menunjukan bagaimana cara berbisnis yang berpegang taguh pada kebenaran, kejujuran, dan sikap amanah sekaligus bisa tetap memperoleh keuntungan yang optimal. Dengan berpegang teguh pada nilai-nilai yang terdapat pada Al-Quran dan Hadist, Nabi Muhammad melakukan bisnis secara profesional. Nilai-nilai tersebut menjadi suatu landasan yang dapat mengarahkan untuk tetap dalam koridor yang adil dan benar. Landasan atau aturan-aturan inilah yang menjadi suatu syariah atau hukum dalam melakukan suatu bisnis. Isteri Nabi Muhammad SAW, yaitu Khadizah juga merupakan champion bisnis. Ia adalah jago pemasaran pada masa itu. Pengembangan konsep pemasaran perlu ditinjau secara terus menerus. Pemasaran sebagai suatu disiplin perlu juga ditelusuri dari asal-usulnya sebagai kegiatan bisnis sampai pada posisi kontemporer sebagai kegiatan umum yang berlaku untuk semua jenis organisasi dan transaksi valuta. Dalam domain yang diperluas tersebut ,  sentralitas  pelanggan dipertanyakan sebagai sifat dan tingkat dari proses pertukaran yang terjadi. Pemasaran karena itu terdiri dari serangkaian kegiatan yang memfasilitasi transaksi dalam perekonomian pertukaran . Sifat dan tingkat apa pertukaran tersebut dapat dipahami adalah hal  mendasar yang perlu diketahui untuk memahami domain pemasaran.
Profesor Kotler sudah mensketsa sejarah pemasaran di AS menurut pengikut-pengikut kronologis events:1910 Emphasis atas teknik; 1920 Keuangan mengubah struktur, penggabungan, dll; 1930 Menerangkan atau ‘making buku melihat better’ di seluruh depression;1940 Production karena perlu mendapat lebih banyak barang-barang ke luar faster;1950 Sales karena produksi mendahului permintaan; 1960 Memasarkan identik dengan memperkembangkan produk baru dan markets;1970 Greater tekanan di strategis planning;1980 Untuk menjamin penggunaan terbaik sumber penghasilan. Untuk meringkaskan, konsep pemasaran sudah menjadi perlu untuk memperbaiki pengikut-pengikut:
Keasyikan dengan produksi sebagai aktivitas perusahaan mengesampingkan;
Celah komunikasi yang sudah berkembang di antara pelanggan dan pemasok mereka. Bagi banyak perusahaan terutama barat, pemasaran berhasil sudah adalah pertanyaan memperkembangkan produk yang bisa diproduksi secara terus-menerus di banyak, untuk mencapai ekonomi kerak. Ini pada gilirannya berarti ‘mass marketing’ produk kepada orang banyak, yang mesti dibujuk (sering lewat teknik promosi yang bertekanan tinggi) ke ‘need’ tingkat nada terbatas pilihan produk. Menurut Ken’ichi Yasumuro ahli Jepang yang Memasarkan, untuk menjadi dapat bersaing dengan pengusaha pabrik barat, pengusaha pabrik Jepang, pada gilirannya, dipakai ‘adaptable memasarkan systems’ atau AMS. Linked dengan sistem pembuatan yang fleksibel (FMS) ini menawarkan pendekatan yang berbeda secara signifikan. Kombinasi AMS dan FMS membolehkan tingkat nada variasi produk yang lebih luas dihasilkan secara ekonomis di tumpuk-tumpuk yang lebih kecil. Ini pada gilirannya memungkinkan tingkat yang lebih seksama mencocokkan ke customer’s keperluan nyata. Abad ke21 ditandakan oleh kekuasaan sebenarnya pelanggan. Walaupun perubahan ini dari penjual pasar ke pasar pembeli sudah mulai dengan kenaikan persaingan dari khususnya Asia (Jepang, Korea Selatan, Cina, dll), sudah menjadi lebih hebat di yang terakhir sedikit tahun. Perusahaan harus menggabungkan tiga hal untuk hidup terus: orientasi produk, pembaharuan teknologi, dan pelanggan nilai. Terlalu banyak perusahaan masih mendesain produk mereka tanpa masukan pelanggan, hanya untuk merasa mereka tolakan di marketplace. Terlalu banyak perusahaan lupa akan pelanggan mereka setelah penjualan, hanya untuk kehilangan calon perusahaan mereka. Kunci sampai keberhasilan atas pemandangan pemasaran yang berganti secara kilat akan menjadi fokus kuat di marketplace dan jumlah total memasarkan janji ke menyediakan nilai kepada pelanggan.

KONSEP DAN ORIENTASI PEMASARAN

Menurut Narver dan Slater (1990); Han et al. (1998); Noble et al. (2002);  Zhou et al. (2005) mengemukakan bahwa konsep dari orientasi pasar terdiri dari: orientasi pelanggan, orientasi pesaing, dan koordinasi antarfungsi. Konsep-konsep ini menggambarkan suatu evolusi strategi pemasaran dengan memfokuskan perhatiannya bukan hanya pada satu sisi orientasi saja tetapi selalu menyeimbangkan antara orientasi pelanggan dan  orientasi  pesaing. Dua konsep ini diperlukan untuk menciptakan kepuasan pelanggan dan memperoleh kinerja perusahaan yang lebih baik (Kotler dan Armstrong, 2004). Evolusi strategi pemasaran dapat dipandang sebagai filosofi persaingan yang secara kuat memengaruhi suatu aktivitas pemasaran organisasi. Menurut Lamb et al. (2001) filosofi persaingan dapat dikembangkan melalui empat tahap evolusi orientasi:

1.      Orientasi produksi                                      
Suatu filosofi yang berfokus pada kemampuan internal perusahaan yang melebihi dari keinginan dan kebutuhan pasar. Orientasi produksi menjadi keliru karena tidak mempertimbangkan apakah produk dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan merupakan produk yang paling efisien serta cocok dengan kebutuhan pasar, sementara itu konsumen menjadi target pasar yang akan dilayaninya.
2.      Orientasi penjualan
Didasarkan pada suatu filosofi bahwa orang membeli barang atau jasa. Perusahaan menggunakan teknik penjualan yang agresif dan penjualan yang tinggi akan mendatangkan keuntungan yang tinggi pula. Orientasi penjualan menjadi tidak tepat, karena tidak mempertimbangkan kualitas tenaga penjualnya, sangat sulit meyakinkan orang untuk membeli produknya, seringkali produk yang mereka tawarkan tidak sesuai dengan harapan dan keinginnan konsumennya.
3.      Orientasi pasar
Didasarkan pada suatu filosofi bahwa suatu penjualan tidak tergantung pada penjualan yang agresif, tetapi lebih pada keputusan konsumen untuk membeli produk. Orientasi pasar lebih diarahkan untuk memahami pesaing, fokus pada konsumen, koordinasi antarfungsi dalam rangka memberikan nilai yang terbaik.
4.      Orientasi sosial
Didasarkan pada filosofi bahwa suatu organisasi itu ada, tidak hanya untuk memuaskan kebutuhan yang diinginkan konsumen dan memenuhi tujuan organisasi, tetapi juga untuk melindungi kepentingan yang terbaik atas indivindu dan masyarakat dalam jangka panjang.

FUNGSI UNIVERSAL DAN TANTANGAN PEMSARAN

Fungsi-fungsi pemasaran yang universal harus dilaksanakan serta tujuan dari suatu sistem pemasaran adalah untuk mengatasi jarak dan perbedaan, fungsi-fungsi universal pemasaran (Universal Functions of Marketing), menurut MC Carthy and Perreault yang dialihbahasakan oleh Agus Maulana dalam buku, Essential Of Marketing (Global Managerial Approach) diantaranya :
1. Fungsi Pembelian (buying function) : Berarti mencari dan menilai barang-barang serta jasa-jasa.
2. Fungsi Penjualan (selling function): Menyangkut promosi produk, meliputi penggunaan penjualan, personal selling, periklanan dan cara-cara penjualan lainya.
 3.Fungsi Pengangkutan (transporting function) : Berarti perpindahan barang-barang dari satu tempat ke lain tempat.
 4. Fungsi Penyimpanan (storing Function) : Menyangkut penanganan barang sampai pada pelanggan membutuhkan.
 5. Standarisasi dan Pemilihan Mutu : Menyangkut sortasi produk ukuran dan kaitanya, untuk memudahkan pembelian dan penjualan, karena hal ini mengurangi perlunya inspeksi dan sampling.
 6. Pendanaan : Menyediakan dana tunai dan kredit yang diperlukan untuk memproduksi, mengangkut, menyimpan, mempromosikan, menjual, dan membeli produk.
 7.Pemikulan Resiko : Menyangkut pemikulan ketidakpastian yang merupakan bagian dari proses pemasaran. Suatu perusahaan tidak dapat pernah memastikan bahwa pelanggan akan membeli produknya. Produk juga dapat rusak, dicuri menjadi usang.
8. Fungsi Informasi Pasar : Meliputi pengumpulan, analisis, dan penyebaran semua informasi yang dibutuhkan untuk merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan kegiatan pemasaran, baik dipasar domestik maupun di pasar mancanegara.

REFERENSI