LINGKUNGAN
PEMASARAN
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG :
BERISI TENTANG
PENJELASAN LINGKUNGAN PEMASARAN SESUAI TUGAS YANG DI BERIKAN OLEH DOSEN BPK.
FITRIANSYAH HAMBALI, SE, MM. SEMOGA TULISAN INI BISAM BERMANFAAT PAGI PEMBACA
NYA.
RUMUSAN MASALAH :
PENDEKATAN SISTEM
DALAM PEMASARAN
LINGKUNGAN
PEMASARAN MIKRO (PEMASOK,PERANTARA,PELANGGAN,PESAING)
LINGKUNGAN
PEMASARAN MAKRO (DEMOGRAFI,EKONOMI TEKNOLOGI,SOSBUD DLL)
ANALISIS
PENDEKATAN SISTEM
DALAM PEMASARAN
Ada bebrapa
pendekatan strategi pemasaran yang dapat dijadikan acuan. Berikut ini secara
berurutan diperlihatkan suatu pendekatan strategi pemasaran yang bersifat
alternatif dan generik. Tentunya hal ini sangat diharapkan dapat membantu
memberi kejelasan serta kemudahan terutama bagi para akademisi dan manajer yang
berkecimpung di dalam bidang pemasaran, sehingga penerapannya akan dapat
membawa manfaat bagi kemajuan organisasi bisnis atau perusahaan. Dibawah ini
ada 5 pendekatan strategi pemasaran akan dipaparkan secara berurutan sebagai
berikut.
1. PENDEKATAN EFISIENSI VERSUS
EFEKTIVITAS
Dalam
cara pendekatan ini, apapun keputusan strategi yang akan diambil haruslah
merupakan pencerminan dari adanya keseimbangan antara faktor
efisiensi
(daya guna) dengan faktor efektivitas (tepat guna). Dengan strategi efisiensi,
perusahaan berusaha untuk memperoleh laba dengan cara menekan biaya produksi
dan pemasaran serta memperbesar volume atau nilai penjualannya. Suatu strategi
efektivitas akan mencapai sasaran jika produk yang dibuat oleh perusahaan
sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Jika produk tersebut telah
sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen, maka konsumen akan bersedia
untuk membayar dengan harga yang tinggi. Dalam mempertimbangkan pilihan
strategi yang mendasar ini, perusahaan harus dapat memperhitungkan
syarat-syarat yang diperlukan oleh kedua pendekatan strategi tersebut.
2. STRATEGI SEGMENTASI PASAR VERSUS
COUNTER-SEGMENTATION
Suatu
pendekatan yang mendasarkan kepada strategi segmentasi pasar versus
counter-segmentation erat kaitannya dengan masalah pendekatan efisiensi versus
efektivitas. Yang menjadi pokok masalah adalah proses memilih pasar sasaran
yang akan dituju. Terlepas apakah pasar itu akan didekati sebagai kesatuan yang
homogin atau heterogin, tentu yang dijadikan titik tolak pendekatan memilih
pasar, adalah konsumen dengan pola kebutuhan dan keinginannya. Jadi jika
perusahaan ingin mendekati pasar melalui kelompok konsumen yang homogin, maka
terlebih dahulu perlu melakukan pendekatan strategi segmentasi pasar.
Sebaliknya jika perusahaan mendekati pasar melalui kelompok konsumen yang
heterogin, maka perusahaan perlu menggunakan pendekatan strategi
counter-segmentation. Segmentasi pasar adalah pembagian pasar yang semula
merupakan kelompok konsumen yang heterogin menjadi kelompok konsumen yang
homogin, dimana masing-masing kelompok dapat dicapai dengan bauran pemasaran
yang sesuai dengan pasar sasaran yang dituju. Segmentasi pasar mempunyai suatu
keuntungan bagi perusahaan, karena perusahaan dapat mengkhususkan diri kepada
segmen pasar tertentu, sehingga dapat melindungi diri terhadap persaingan serta
dapat mencapi kepuasan konsumen.
3. PENEMPATAN PERSAINGAN
Selanjutnya
strategi penantang pasar adalah merupakan cara yang dipakai
untuk
mencoba meningkatkan pangsa pasar melalui konfrontasi langsung,
seperti
membeli atau mengakuisisi perusahaan pesaing yang berskala kecil.
Tentu
strategi yang demikian sangatlah ofensif. Jika cara yang dipergunakan adalah
strategi pengikut pasar, maka hal ini merupakan kebalikan dari strategi
penantang pasar. Perusahaan tidak melancarkan serangan-serangan, akan tetapi
mencoba untuk tumbuh dengan menarik sebahagian dari konsumen-konsumen baru agar
mau membeli kepadanya ataupun dengan melemparkan produk ke kelompok pangsa
pasar yang lain. Cara lainnya adalah dengan menggunakan strategi memilah pasar,
di mana pasar dipilah menurut segmen-segmen tertentu yang sifatnya lebih khusus
lagi. Kunci daripada pemikiran ini adalah spesialisasi, seperti keakhlian di
dalam pemakaian akhir, karakteristik produk dan geografi. Dari sebagian besar
pendekatan-pendekatan strategis tersebut di atas pada umumnya perusahaan akan
mencari sektor-sektor industri di mana kekuatan para pesaing sangat lemah. Cara
yang paling banyak dipergunakan adalah penempatan posisi produk dengan membedakan
karakteristik dari produk itu sendiri. Melalui teknik-teknik tertentu, seperti
Multidimensional Scaling (MDS) akan dapat diperoleh data atau informasi
mengenai ruang gerak produk, sehingga akan memudahkan perusahaan memilih posisi
apa yang belum diisi oleh para pesaing yang ada, sehingga peluang untuk menjadi
monopolis atau oligopolis cukup terbuka dengan lebar. Namun perusahaan haruslah
bersikap waspada apakah pendekatan ini mampu untuk dilaksanakan ditinjau dari
segi teknik produksi atau operasi, pemasaran, dan keuangan.
4. PENDEKATAN PERMINTAAN
Pada
dasarnya masyarakat senantiasa membutuhkan suatu produk, tinggal
tergantung
bagaimana cara perusahaan untuk dapat menggali produk tersebut yang sifatnya
masih terpendam (potensial) menjadi produk yang sudah tentu akan digemari oleh
para konsumen. Kreativitas yang demikian kita sebut sebagai strategi pemasaran
pengembangan (development-marketing) . Jika pada suatu saat permintaan terasa
berkurang, maka perusahaan pun dapat pula mengambil langkah penyelamatan dengan
cara menghidupkan kembali produk tersebut. Dengan kata lain dapat disebut
sebagai usaha untuk meniupkan hidup baru kepada produk dan/atau jasa yang ada.
Usaha ini disebut sebagai strategi pemasaran kembali (remarketing). Di samping
cara-cara seperti apa yang baru saja diuraikan, masih terdapat beberapa cara
lain lagi yang dapat kita pergunakan, diantaranya adalah strategi yang
diterapkan perusahaan untuk menciptakan permintaan yang merata
(synchro-marketing). Sebagai contoh misalnya saja percakapan telepon di malam
hari relatif akan lebih murah, jika dibandingkan pada siang hari, atau pada
musim di luar liburan tarif hotel relatif lebih murah. Akan tetapi jika selama
pola permintaan masih berjalan sebagaimana yang dikehendaki, strategi yang
telah diambil oleh perusahaan haruslah tetap dapat dipertahankan, dan cara yang
demikian disebut sebagai strategi pemasaran pemeliharaan
(maintenance-marketing). Demikian pula halnya suatu pengurangan permintaan yang
besar secara berencana dan tidak terasa, terkadang harus pula dilakukan oleh
perusahaan kalau memang perusahaan akan lebih mengkhususkan diri kepada satu
segmen pasar tertentu saja yang dianggap menguntungkan. Cara yang demikian
dapat disebut sebagai strategi pemasaran peniadaan (demarketing). Seandainya
permintaan yang datang justru kepada barang dan/atau jasa yang dianggap
merugikan perusahaan ataupun barang dan/atau jasa yang memang tidak dikehendaki
oleh perusahaan, maka alternatif yang dapat dilakukan untuk memecahkan masalah
ini adalah dengan melaksanakan strategi pemasaran menentang
(counter-marketing).
5. PENDEKATAN SIKLUS KEHIDUPAN PRODUK
(PLC)
Pendekatan
strategi secara PLC ini tumbuh dengan berlandaskan pada
pengertian
tentang siklus kehidupan produk yang dihasilkan suatu perusahaan, yang secara
berurutan dimulai dari tahap pengenalan (introduction), pertumbuhan (growth)
dan kematangan (maturity) sampai menuju tahap penurunan (decline). Penggabungan
PLC dengan siklus kehidupan proses (PRLC) dapat memperbesar relevansi strategis
dari pendekatan tersebut. Pendekatan PLRC menggambarkan perkembangan proses
produksi dari produksi skala kecil yang fleksibel tetapi mahal, menuju ke
produksi berkesinambunggan dan masal, di mana efektivitas dan fleksibilitas
perlu mengalah untuk efisiensi. Pada umumnya selama periode PLC, perkembangan
proses produksi berjalan dari produksi skala kecil pada tahap pengenalan menuju
produksi masal pada tahap kematangan . Kemungkinan lain bagi perkembangan
proses produksi dapat merupakan pilihan antara kegiatan yang mengarah kepada
fleksibilitas dengan konsekuensi meningkatnya biaya-biaya, atau penempatan
posisi menuju suatu peningkatan efisiensi yang disebabkan karena adanya
penurunan fleksibilitas. Namun perusahaan dapat juga memilih suatu strategi
inovasi, yakni dengan cepat memasuki perkembangan pasar dengan produksi skala
kecil dan pada tahap kematangan melaksanakan desinvestasi. Atau perusahaan
tersebut dapat juga langsung memasuki pasar jika mereka telah memiliki volume
atau nilai.
1. LINGKUNGAN PEMASARAN MIKRO
(PEMASOK,PERANTARA,PELANGGAN,PESAING)
Lingkungan mikro terdiri dari para pelaku dalam lingkungan
yang langsung berkaitan dengan perusahaan yang mempengaruhi kemampuannya untuk
melayani pasar.
A. PEMASOK
Para pemasok adalah
perusahaan-perusahaan dan individu yang menyediakan sumber daya yang dibutuhkan
oleh perusahaan dan para pesaing untuk memproduksi barang dan jasa tertentu. Perkembangan
dalam lingkungan pemasok ini bisa sangat mempengaruhi pemasaran dimana manajer
pemasaran perlu mengawasi harga-harga bahan baku karena kenaikan bahan baku
bisa mempengaruhi harga jual dari produk yang akhirnya akan mengurangi
pemasaran yang dimiliki oleh perusahaan. Perkembangan dalam lingkungan
“pemasok” dapat memberikan pengaruh yang amat berarti terhadap, pelaksanaan
pemasaran suatu perusahaan. Manajer pemasaran perlu mengamati kecenderungan
harga dari masukan-masukan penting bagi kegiatan produksi perusahaan mereka.
Kenaikan harga gula atau coklat
bisa menyebabkan peningkatan harga gula-gula, yang selanjutnya mengurangi volume penjualan yang telah diramalkan Perusahaan Hershey. Kekurangan sumber-sumber bahan mentah, pemogokan buruh, dan berbagai kejadian lainnya dapat mengganggu pemenuhan atas janji penyerahan kepada para pelanggan dan menurunnya penjualan dalam jangka pendek akan merusak kepercayaan para pelanggan dalam jangka panjang.
bisa menyebabkan peningkatan harga gula-gula, yang selanjutnya mengurangi volume penjualan yang telah diramalkan Perusahaan Hershey. Kekurangan sumber-sumber bahan mentah, pemogokan buruh, dan berbagai kejadian lainnya dapat mengganggu pemenuhan atas janji penyerahan kepada para pelanggan dan menurunnya penjualan dalam jangka pendek akan merusak kepercayaan para pelanggan dalam jangka panjang.
B. PERANTARA PELANGGAN
Para perantara pemasaran adalah perusahaanperusahaan yang
membantu perusahaan itu dalam promosi, penjualan dan distribusi
barang-barangnya kepada para pembeli terakhir. Mereka ini meliputi para
perantara, perusahaan distribusi fisik, lembaga-lembaga jasa pemasaran, dan
perantara bidang keuangan.Perantara Perantara adalah perusahaan dagang yang
membantu perusahaan untuk menemukan pembeli dan/atau menutup penjualan dengan
mereka. Mereka terbagi menjadi dua macam, yaitu agen perantara dan pedagang
perantara. Agen perantara seperti agen, pialang, dan perwakilan produsen, yang
mencari dan menemukan para pelanggan dan/atau melakukan perjanjian dengan pihak
lain, tapi tidak memiliki barang dagangan itu sendiri, Perusahaan Hershey,
sebagai contoh, bisa menyewa agen untuk mencari pedagang eceran di berbagai
negara di Amerika Selatan dan membayar komisi kepada para agen ini berdasarkan
jumlah pesanan yang mereka hasilkan. Para agen itu tidak membeli
gula-gula; Perusahaan Hershey langsung mengirimkannya kepada para pengecer.
Pedagang perantara, seperti pedagang besar, pengecer dan para penjual-kembali
lainnya, membeli suatu produk, memiliki produk tersebut, serta menjualnya
kembali sebagai barang dagangan. Metode utama perusahaan Hershey adalah menjual
gula-gula kepada pedagang besar, toko serba-ada yang besar beserta
cabang-cabangnya, dan pedagang keliling. Selanjutnya perantaraperantara itu
menjual kembali gula-gula tersebut kepada para pembeli dan memetik keuntungan
dari penjualannya.
C.
PESAING
Jarang sekali suatu organisasi hanya
sendirian dalam usahanya melayani sekelompok pasar pelanggan. Usahanya untuk
membangun sistem yang efisien guna melayani pasar itu disaingi oleh usaha
serupa dari pihak lain. Sistem pemasaran perusahaan dikelilingi dan dipengaruhi
oleh sekelompok pesaing. Para pesaing ini perlu diidentifikasi, dimonitor, dan
dikalahkan untuk memperoleh dan mempertahankan kesetiaan pelanggan kepada
perusahaan yang bersangkutan.Lingkungan persaingan itu bukan hanya terdiri dari
perusahaan lain, tetapi juga hal-hal yang lebih mendasar. Cara terbaik bagi perusahaan untuk menguasai atau memenangkan
persaingan itu adalah dengan mengambil sudut pandang pelanggan. Apakah yang
dipikir seorang pembeli dalam proses menjawab pertanyaan yang hasilnya mungkin
tindakan membeli sesuatu? Kita namakan hal ini keinginan yang saling bersaing.
Katakanlah seseorang terutama didorong untuk memuaskan rasa lapar. Pertanyaan
selanjutnya menjadi: “Apakah yang ingin saya makan?” makanan yang berbeda-beda
muncul dalam pikirannya, seperti keripik kentang, gulagula, minuman ringan, dan
buah. Hal ini disebut pesaing-pesaing generik, yang menampilkan cara-cara
berbeda untuk memuaskan kebutuhan yang sama. Pada saat itu, seseorang dapat
memutuskan untuk memilih gula-gula dan dia. bertanya: “Apakah jenis gula-gula
yang saya inginkan?” Bentuk gula-gula yang berbeda-beda muncul di benaknya,
seperti batangan coklat, gula-gula berwarna hitam, dan tetes gula. Berbagai
macam gula-gula itu semuanya merupakan pesaingpesaing bentuk produk, yakni
produk itu berbeda dalam hal bentuk untuk memuaskan keinginan memperoleh
gula-gula. Akhirnya, konsumen menyadari bahwa dia benar-benar menginginkan
sebatang coklat dan menemukan bahwa terdapat beberapa merek coklat seperti
Hershey, Nestle, dan Mars. Semuanya adalah pesaing merek (brand competitors).
2. LINGKUNGAN PEMASARAN MAKRO (DEMOGRAFI,EKONOMI
TEKNOLOGO, SOSBUD DLL)
Lingkungan
makro terdiri dari kekuatan-kekuatan yang bersifat kemasyarakatan yang lebih
besar dan mempengaruhi semua pelaku dalam lingkungan mikro perusahaan.
A.
DEMOGRAFI
Kekuatan lingkungan yang pertama dimonitor
adalah kependudukan karena orang banyak yang membentuk pasar. Perkembangan
kependudukan dari waktu kewaktu yang terus meningkat dapat merupakan suatu
peluang, sekaligus menjadi ancaman bagi sebuah usaha. Pertumbuhan jumlah
penduduk merupakan pertumbuhan permintaan terhadap barang-barang yang
dibutuhkan. Lingkungan
demografi memperlihatkan pertumbuhan penduduk dunia yang tinggi, perusahaan
distribusi, umur, etnis, dan pendidikan, jenis rumah tangga baru, pergeseran
populasi secara geografi, dan perpecahan dari pasar masal menjadi pasar-pasar
mikro.
B.
EKONOMI
TEKNOLOGI
Setiap teknologi merupakan suatu kekuatan
yang dapat mendorong lajunya perkembangan usaha tingkat pertumbuhan ekonomi
yang ditentukan oleh seberapa banyak teknologi yang telah ditemukan. Teknologi
merupakan peluang pembaharuan yang tidak terbatas, teknologi meningkatkan
metode pengolahan yang lebih sempurna tetapi untuk jenis produk yang sifatnya
khas, teknologi bukan merupakan faktor penunjang dan pendukung yang utama
tetapi cara tradisional juga perlu tetap dipertahankan untuk menjamin
keaslian/kealamianya. Lingkungan teknologi memperlihatkan perubahan teknologi
yang semakin cepat, kesempatan inovasi yang tak terbatas, anggaran riset dan
pengembangan yang tinggi, konsentrasi pada perbaikan kecil daripada penemuan
besar, dan pengaturan yang meningkat terhadap perubahan teknologi.
C.
SOSIAL
BUDAYA
Pengaruh membeli juga ditentukan oleh kebiasaan-kebiasaan
yang terjadi pada setiap orang dan langsung ditiru oleh pihak lain. Kehadiran
suatu produk dalam masyarakat serta diterima atau tindakannya yang baru sangat dipengaruhi oleh kultur masyarakat setempat. Lingkungan
budaya juga dapat menciptakan peluang yang sangat besar bagi sebuah perusahaan.
REFERENSI