Rabu, 13 Januari 2016

PEREKONOMIAN INDONESIA 2014

Indonesia merupakan salah satu negara dengan pemerintah yang mempunyai peran penting untuk menjalankan dan mengatur ekonomi di negaranya tersebut . Indonesia menggunakan sistem ekonomi yang berdasarkan ideologi bangsa yaitu Pancasila dan UUD 1945 sebagai asas dalam menumbuhkan ekonomi Indonesia yang menaruh keadilan, kemanusiaan, kebersamaan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang lebih baik. Oleh sebab itu Indonesia disebutkan sebagai salah satu negara yang termasuk memakai sistem ekonomi campuran. Setelah terjadinya peristiwa krisis moneter yang terjadi pada saat pemerintahan Soeharto, membuat ekonomi Indonesia mengalami penurunan yang drastis, seperti turunnya harga rupiah dan peningkatan inflasi yang semakin tinggi. Pergantian pemerintahan pun dilakukan agar dapat memulihkan krisis ekonomi yang terjadi. Selama beberapa dekade pergantian pemerintahan sampai saat ini, ekonomi di Indonesia sudah menunjukkan peningkatan dan perbaikan yang cukup baik, sedikit demi sedikit Indonesia dapat meninggalkan krisis ekonomi tersebut.

Kondisi ekonomi makro sepanjang tahun 2014 menunjukkan kinerja yang cukup baik sebagaimana ditunjukkan melalui indikator makro ekonomi. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2014 tercatat sebesar 5,1 persen (angka sementara), lebih rendah dari target yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2014 yang sebesar 5,5 persen. Ini tentunya terkait dengan kondisi global dan kondisi kita sendiri, dimana besarnya defisit transaksi berjalan membuat baik kebijakan moneter dan fiskal sifatnya kebijakan yang ketat. Dengan kebijakan yang ketat, maka otomatis memang pertumbuhan akan terkendala, sehingga tidak mencapai apa yang diharapkan,” kata Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodojonegoro dalam konferensi pers ‘Perkembangan Perekonomian Terkini Serta Kinerja Realisasi APBNP Tahun 2014’ di kantornya, Senin 5 Januari. Selain itu, tingkat inflasi tahun 2014 tercatat sebesar 8.36 persen, lebih tinggi dari asumsi APBN-P 2014 yang sebesar 5,3 persen.

Hal ini terjadi karena APBN-P 2014 belum mengasumsikan adanya penyesuaian harga bahan bakar minyak. Realisasi tingkat suku bunga Surat Perbendaharaan Negara (SPN) 3 bulan sebesar 5,8 persen, lebih rendah dari asumsi dalam APBN-P 2014 yang sebesar 6,0 persen. Sementara itu, realisasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tercatat rata-rata sebesar Rp11.878/dolar AS, lebih tinggi dari angka yang ditetapkan dalam APBN-P 2014, sebesar Rp11.600/dolar AS. Harga minyak mentah Indonesia tercatat sebesar 97 dolar AS per barel, lebih rendah dari asumsi dalam APBN-P 2014, sebesar 105 dolar AS per barel. Untuk rata-rata lifting minyak mentah Indonesia, realisasinya mencapai 794 ribu barel per hari, lebih rendah dari target dalam APBN-P 2014 yang sebesar 818 ribu barel per hari. Terakhir, realisasi lifting gas mencapai target yang ditentukan dalam APBN-P yaitu 1.224 ribu barel setara minyak per hari.

Ekonomi Indonesia tumbuh 5,01% pada tahun 2014 dan merupakan pertumbuhan ekonomi paling lambat dalam 5 tahun, kata Badan Pusat Statistik di Jakarta, hari Kamis 5 Februari. Angka itu turun jika dibandingkan dengan 5,78% pada tahun 2013 dan merupakan tingkat terlemah sejak tahun 2009 yang merupakan puncak dari krisis finansial global. Perekonomian Indonesia melambat dalam beberapa tahun terakhir seiring dengan menurunnya harga-harga ekspor komoditi utama, akibat melemahnya tuntutan dari Cina dan pasar-pasar utama lainnya. Ekspor tidak banyak berubah pada tahun 2014, sedangkan ketidakpastian politik juga membuat investasi asing menahan diri karena banyak perusahaan yang ingin melihat hasil pemilihan presiden. Namun kemenangan Joko Widodo dalam pemilihan presiden membawa harapan akan peluang ekonomi yang lebih baik di tahun 2015, kata para pengamat.


Daftar Pustaka :

http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2010/12/30/catatan-perekonomian-indonesia-2010-328697.html
Mudrajad Kuncoro, 2006, Ekonomika Pembangunan (Teori, Masalah, dan Kebijakan).
Sugiharsono, 2001, Koperasi Indonesia, Jakarta, Direktorat PSMP DEPDIKNAS.
http://www.bbc.com/indonesia/majalah/2015/02/150205_bisnis_ekonomi_indonesia



Tidak ada komentar:

Posting Komentar