MANAJEMEN PENJUALAN
DAN PERSONAL SELING
- Definisi Personal Seling
Kegiatan personal selling merupakan
bagian dari kegiatan promosi yaitu cara untuk memperkenalkan dan menarik minat
konsumen terhadap produk yang di tawarkan secara tatap muka. Promosi ini
merupakan salah satu variable di dalam marketing mix yang sangat penting untuk
dilaksanakan oleh perusahaan dalam menawarkan produknya.
Personal selling merupakan alat promosi yang
sifatnya secara lisan, baik kepada seseorang maupun lebih calon pembeli dengan
maksud untuk menciptakan terjadinya transaksi pembelian yang saling
menguntungkan bagi kedua belah pihak, dengan menggunakan manusia sebagai alat
promosinya. Komunikasi yang dilakukan kedua belah pihak bersifat interaktif
atau komunikasi dua arah sehingga penjual dapat langsung memperoleh tanggapan
sebagai umpan balik tentang keinginan dan pendapat komsumen. Penyampaian berita
atau proses komunikasi dapat dilakukan dengan sangat fleksibel karena dapat
disesuaikan dengan situasi yang ada.
Berikut beberapa definisi mengenai Personal Selling:
Personal selling adalah komunikasi langsung
(tatap muka) antara penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu
produk kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk
sehingga mereka kemudian akan mencoba dan membelinya.
Sales people yang efektif lebih dari sekedar memiliki
naluri dalam penjualan, namun mereka dapat dilatih sehingga memiliki kemampuan
dalam metode-metode analisis dan manajemen pelanggan. Sales people fokus pada
komunikasi interpersonal, memahami kebutuhan dan karakteristik konsumen,
membentuk dan menjaga hubungan dengan konsumen, dan unit analisisnya ada pada
tim penjualan.
Sifat-sifat personal selling
Personal selling merupakan salah satu
alat promosi yang paling efektif terutama dalam bentuk preferensi, keyakinan
dan tindakan pembeli.menurut Philip Kotler (1997 :224) dalam bukunya manajemen
pemasaran, personal selling bila di bandingkan dengan periklanan memeiliki tiga
sifat khusus, yaitu :
Konfrontasi Personal (Personal Confrontation)
Personal selling mencakup hubungan
yang hidup, langsung dan interaktif antara dua orang atau lebih. Masing masing
pihak dapat melihat kebutuhan dan karakteristik pihak lain secara lebih dekat
dan segera melakukan penyesuaian.
Pengembangan (cultivation)
Personal selling memungkinkan timbulnya
berbagai jenis hubungan mulai dari hubungan penjualan sampai dengan hubungan
persahabatan.
Tanggapan (Response)
Personal selling membuat pembeli merasa
berkewajiban untuk mendengar, memperhatikan dan menanggapi wiraniaga.
BENTUK-BENTUK PERSONAL SELLING
Menurut Djasmin Saladin dan Yevis Merti
Oesman (1994 : 195) terdapat tiga bentuk dari personal selling, yaitu:
Retail Selling
Tenaga penjual melakukan penjualan dengan
jalan melayani konsumen yang datang ke toko atau perusahaan.
Field Selling
Tenaga penjual yang melakukan penjualan
di luar perusahaan, yakni dengan mendatangi konsumen ke rumah-rumah perusahaan,
kantor-kantor dan lain-lain.
Executive Selling
Pimpinan perusahaan yang bertindak sebagai tenaga penjual
yang melakukan penjualan. Didalam suatu perusahaan bentu – bentuk personal
selling tersebut kadang digunakan secara bersama sama – sama dan kadang hanya
menggunakan salah satu bentuk saja. Hal tersebut disesuaikan dengan produk yang
ditawarkan, pasar yang dituju, dan kemampuan perusahaan. Tetapi bentuk manapun
yang dipilih, perusahaan harus menentukan bentuk yang paling cocok dan efektif
dalam mencapai sasaran.
Tugas personal selling
Menurut Saladin , tugas dari personal selling adalah:
Mencari calon pembeli (prospekting)
Personal selling setuju untuk mencari
pelanngan bisnis baru yang kemudian dijadikan sebagai pelanggan bisnis
potensial bagi perusahaannnya.
Komunikasi (communicating)
Personal selling memberikan informasi
yang dibutuhkan oleh pelanggan bisnis tentang produk yang jelas dan tepat.
Penjualan (selling)
Personal selling harus tahu seni menjual,
mendekati pelanggan bisnis sasaran, mempresentasikan produk, menjawab
keberatan-keberatan, menutup penjualan.
Mengumpulkan Informasi (information gathering)
Personal selling melakukan riset pasar
sehingga mendapatkan informasi tentang pelanggan bisnis dan keadaan pasar serta
membuat laporan kunjungan baik yang akan dilakukan maupun yang telah dilakukan.
Pelayanan (servising)
Personal selling melakukan pelayanan
kepada pelanggan bisnis, mengkomunikasikan masalah pelanggan bisnis, memberikan
bantuan teknis dan melakukan pengiriman.
Pengalokasian (allocation)
Personal selling setuju untuk memutuskan
pelanggan bisnis mana yang akan lebih dulu memperoleh produk bila terjadi
kekurangan produk pada produsen.
Ø Lima aspek pentng dalam
personal selling
Terdapat
5 aspek penting dalam personal selling:
1.
Professionalism (Profesionalisme)
2.
Negotiation (Negosiasi)
3.
Relationship Marketing (Pemasaran Hubungan)
4. Selling person role (Peran penjual pribadi)
5. Managerial
1) Proffesinalism
Professionalisme seorang sales person dalam bekerja
sangatlah diperlukan. Apalagi di era globalisasi dan persaingan seperti
sekarang sangat menuntut para sales person untuk bekerja seefektif mungkin
dalam seni menjual. Sales people yang baik bukan hanya mereka yang secara pasif
hanya menerima pesanan, namun mereka juga diharuskan menjadi pencari pesanan
yang aktif. Maksud dari penerima pesanan pasif berasumsi bahwa konsumen adalah
mereka yang mengetahui apa yang mereka butuhkan dan membenci upaya persuasi
yang dilakukan sales person. Sekarang, banyak perusahaan menginvestasikan
dananya secara besar-besaran untuk pembiayaan pelatihan sales personnya. Mereka
diberi berbagai macam training untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam
menjual.
Terdapat dua pendekatan pelatihan yang
dilakukan untuk mengubah sales person bekerja lebih efektif. Pertama adalah sales-oriented-approach
(pendekatan berorientasi penjualan) dengan teknik-teknik khas tekanan tinggi (hing-pressure
techniques). Teknik ini berasumsi bahwa konsumen tidak akan melakukan
kegiatan pembelian kecuali ia mendapat tekanan, bahwa konsumen akan terpengaruh
oleh presentasi sales yang cerduk, dan mereka tidak akan merasa menyesal telah
membeli barang tersebut, jikapun menyesal, hal itu tidak akan menjadi masalah.
Sedangkan pendekatan yang kedua adalah customer-oriented
approach (pendekatan berorientasi pada pelanggan). Pendekatan ini berasumsi
bahwa konsumen memiliki kebutuhan penting yang “terpendam” dan sales person
harus pintar untuk menggali pemikiran konsumen. Sales person dilatih untuk
mendengarkan konsumen dan mengajukan berbagai pertanyaan guna mengindentifikasi
kebutuhan yang dimiliki konsumen. Pada akhirnya sales person harus bisa
memberikan solusi terbaik berupa produk apa yang cocok untuk menyelesaikan
masalah konsumen. Dalam pendekatan ini sales person harus bisa menghargai
segala masukan yang membangun dari konsumen. Tidak ada pendekatan yang terbaik
dalam segala situasi, tetapi pada umumnya program training salesperson
diarahkan pada langkah-langkah utama dalam proses penjualan yang efektif.
Berikut
merupakan langkah-langkah utama dalam proses penjualan yang efektif:
1. Mencari
pelanggan dan melakukan kualifikasi : dulu, perusahaan membiarkan sales
personnya untuk mencari calon konsumen. Namun, seiring dengan berjalannya
waktu, perusahaan lah sekarang yang mengambil alih untuk mencari dan
mengkualifikasi calon konsumen sehingga sales person dapat menggunakan waktu
nya untuk melakukan pekerjaanya dengan lebih baik.
2. Pendekatan
pendahuluan : sales person harus mempelajari sebanyak mungkin
tentang calon pelanggannya (siapa dan apa yang mereka butuhkan) dan diri sales
person itu sendiri. Sales person dapat mencari bahan referensi tentang
calon pelanggan untuk merencanakan pendekatan hubungan terbaik yang akan
dijalin dengan calon pelanggannya.
a)
Pendekatan : sales person harus tahu bagaimana cara
berkomunikasi dengan calon konsumen dan bagaimana memulai hubungan dengan
langkah awal yang terbaik sehingga calon konsumen merasa nyaman ketika sedang
bertransaksi.
b)
Presentasi dan peragaan : bagaimana sales
person dapat “menceritakan” tentang produk yang ia tawarkan. Bagaimana tentang
fitur dari produk, keuntungan yang dapat diambil dari penggunaan produk,
manfaat dari produk, serta nilai (value) yang terdapat pada produk
tersebut.
c)
Mengatasi keberatan : biasanya para pelanggan mengajukan
keberatannya selama sales person melakukan presentasi. Sales person yang baik
harus dapat mengatasi hal tersebut dengan pendekatan yang positif. Sales person
dapat meminta konsumen untuk menjelaskan keberatannya, bertanya kembali kepada
konsumen sehingga konsumen dapat menjawab sendiri pertanyaannya, menyanggkal
kebenaran dari keberatan tersebut, dan mengubah keberatan menjadi alasan untuk
membeli,
d)
Menutup penjualan : sales person mungkin merasa sulit dan tidak
percaya diri untuk melakukan penutupan penjualan. Maka dari itu sales person
harus dapat memancing dengan menawarkan pancingan khusus untuk menutup
penjualan seperti harga khusus, diskon, bonus, atau pemberian hadiah.
e)
Tindak lanjut dan pemeliharaan : tindak lanjut dilakukan untuk
mengetahui tingkat kepuasan konsumen dan kelanjutan bisnis dan melakukan
pemeliharaan hubungan dengan konsumen.
a. Negotiation
Negosiasi merupakan salah satu aspek
penting dalam penjualan personal. Dalam negosiasi kedua pihak yaitu penjual dan
pembeli membuat kesepakatan tentang harga, kuantitas, dan syarat-syarat
lainnya. Dalam negosiasi kedua pihak dapat saling tawar-menawar untuk membuat
suatu kesepakatan. Oleh sebab itu salesperson perlu untuk memiliki
keahlian dalam bernegosiasi. Dalam kondisi dan situasi tertentu negosiasi
merupakan kegiatan yang tepat menutup penjualan, terutama ketika sudah ada zona
kesepakatan/zone of agreement. Zona kesepakatan ini terjadi ketika
hasil-hasil perundingan sudah dapat diterima oleh kedua pihak baik pembeli
maupun penjual.
Dalam negosiasi, strategi adalah hal
penting dalam penjualan secara sukses. Strategi negosiasi adalah suatu komitmen
terhadap pendekatan yang menyeluruh yang berpeluang untuk mencapai tujuan
perundingan. Beberapasalesperson ada yang menggunakan strategi keras/hard
sementara yang lain menggunakan strategi lunak/soft.
Seorang negosiator juga menggunakan
taktik yang biasa disebut sebagai taktik perundingan. Taktik ini seperti sebuah
manuver yang dibuat sesuai dengan kondisi tertentu. Taktik harus selaras dengan
strategi yang digunakan dalam bernegosiasi. Misal, jika ada pihak lain yang
lebih kuat maka kita dapat menggunakan taktik BATNA (Best Alternative to a Negotiated
Agreement). Taktik ini menjelaskan tentang bagaimana kita harus dapat
mengidentifikasi alternatif lain jika tidak terjadi penyelesaian dengan
menentukan standar-standar untuk mengukur setiap tawaran. Sehingga kita bisa
terbebas dari tekanan-tekanan untuk menerima syarat-syarat yang tidak
menguntungkan dari lawan yang lebih kuat.
Taktik lainnya adalah tanggapan yang
dimaksudkan untuk menipum membuat melenceng, atau memengaruhi perundingan
tersebut. Seorang negosiator harus pandai-pandai mengenali taktik yang
digunakan lawannya dan berusaha untuk menyusun taktik balasan agar tidak
terjadi kerugian dipihaknya.
b. Relationship marketing
Dalam personal selling, selling
person tidak hanya dituntut untuk dapat melakukan penjualan secara efektif
dan melakukan negosiasi yang menguntungkan, namun lebih dari itu. Seorang selling
person harus dapat membangun hubungan jangka panjang yang saling
menguntungkan dengan konsumen. Tidak hanya konsumen, melainkan dengan para
stakeholder yang terlibat di kegiatan usaha tersebut.
Kegiatan relationship marketing adalah
upaya kita untuk menarik, memelihara, dan meningkatkan hubungan dengan
konsumen. Menarik disini bisa dikatakan sebagai langkah “perantara” dalam
proses pemasaran. Sedangkan memelihara dan meningkatkan adalah upaya kita untuk
menjadikan konsumen loyal kepada produk kita dan melayani konsumen sesuai
dengan kebutuhan mereka. Intinya, dengan relationship marketing ini, dipihak
pengusaha dapat menghasilkan laba yang besar dan tujuan dari masing-masing
pihak pun akan tercapai dan merasa terpuaskan.
o
Tujuan
khusus relationship marketing adalah:
Merancang
hubungan jangka panjang dengan konsumen/pelanggan untuk meningkatkan nilai bagi kedua pihak; dan
Memperluas ide hubungan jangka panjang menjadi kerjasama horisontal maupun
vertikal secarapartnership. Hubungan jangka panjang ini dilakukan
dengan supplier, pelanggan, distributor, serta dalam situasi dan
kondisi tertentu dapat juga dengan pesaing (Sutarso, 2003). Menurut Goni yang
dikutip oleh Kussudyarsana (2003), dalam relationship marketing
perusahaan sebaiknya lebih mengutamakan hubungan jangka panjang dengan
konsumen, dimana konsumen adalah mitra bisnis bukan sebagai objek semata.
Menurut Aaker (2001), ada tiga elemen kunci dalam prosesrelationship
marketing yaitu:
Mengidentifikasi dan membangundatabasse konsumen dan konsumen potensial
yang mencakup data demografi, lifestyle, dan informasi pembelian;
Menyampaikan pesan yang berbeda kepada konsumen melalui media yang didasarkan
pada karakteristik dan preferences konsumen; dan
Menggali informasi setiap hubungan dengan konsumen untuk memonitor biaya guna
mendapatkan pelanggan dan gaya hidup dari pembelian yang dilakukan.
Sementara itu manfaat yang didapat oleh
konsumen dengan adanya relationship marketing antara lain social
benefit dan manfaat ekonomi. Manfaat ini social benefit mencakup
perasaan saling kenal/familiarity, pemahaman secara personal/personal
recognition, persahabatan, rapport, dukungan sosial/social
support, menikmati hubungan pertemanan, dan meluangkan waktu dengan teman.
Sedangkan manfaat ekonomi, konsumen akan mendapatkan harga yang berbeda dengan
konsumen biasa. Manfaat lain dari relationship marketing adalah
keamanan dan fungsional. Manfaat fungsional meliputi penghematan waktu/time
saving, kemudahan/convenience, nasehat/advice, dan
pengambilan keputusan lebih baik/better purchase decision
(Kussudyarsana, 2003).
Relationship marketing memang memiliki
dasar bahwa bagaimana usaha sales person untuk melayani segala kebutuhan
konsumen dan memberikan perhatian secara terus-menerus. Namun relationship
marketing tidak dapat diterapkan di segala kondisi. Makadari itu, seorang sales
person harus mengetahui dan mempelajari konsumennya. Konsumen mana yang dapat
merespon relationship marketing secara menguntungkan sehingga apa yang
dikerjakan tidak sia-sia.
c. Selling person role
Peran seorang selling person akan
berbeda-beda di berbagai perusahaan. Sales person mungkin bisa berperan sebagai
pengambil pesanan atau pengemban tanggung jawab utama sebagai konsultan bagi
konsumen. Sales person harus memiliki fleksibilitas dalam mengerjakan peran
yang akan ia kerjakan dalam bauran pemasaran. Menurut Burnett (1993), membagi tipe personal
sellingmenjadi lima, yaitu:
a)
Responsive selling. Salespeople bertugas untuk memenuhi
permintaan konsumen. Dalam tipe ini biasanya salespeople mengadakan
perjalanan dan menjumpai banyak pengecer.
b)
Trade selling. Salespeople bertindak sebagai order
taker (menerima pesanan), tetapi lebih fokus pada pelayanan.
c)
Missionary selling. Tugas utamanya adalah mempromosikan produk
baru, kadang-kadang melakukan order taker.
d)
Technical selling. Salespeople menyelesaikan masalah
konsumen dengan keahlian dan pengalamannya.
e) Creative selling. Biasanya berhubungan dengan
produk, menangani masalah-masalah serius dan memberikan solusi terbaik.
d. Personal selling managerial
Para sales person harus dikelola secara
baik. Para sales person akan memiliki kemampuan, motivasi, dan kinerja yang
berbeda-beda. Mereka harus dikontrol disatu divisi agar tujuan kerja mereka
akan mudah untuk ditentukan, diawasi, dan dievaluasi hasilnya.
Dari
awal perekrutan, kita harus mencari selling person yang memiliki
motivasi positif untuk bekerja sebagai selling person yang efektif.
Mereka harus bisa menjadi orang yang fleksibel, komunikatif, dan mau dilatih
untuk menjadi selling person yang semakin lama semakin handal. Mereka
adalah investasi perusahaan yang harus dapat dimaksimalkan sumber dayanya.
Lalu mendefinisikan proses penjualan yang
akan mereka (selling person) jalankan. Mereka harus diberikan jabaran
tugas secara jelas sehingga mereka dapat bekerja dan memenuhi goals dari masing-masing
tugas secara baik. Disaat motivasi kerja mereka turun, manager para selling
person ini harus bisa mengembalikan semangat kerja mereka. Memotivasi
kembali para selling person sehingga mereka akan terus produktif untuk
mencapai target penjualan.
Setelah mereka bekerja, masuklah ketahap
evaluasi. Disini kinerja para selling person akan dihitung dan
dipertimbangkan, biaya yang mereka gunakan untuk melakukan penjualan hingga
perilaku selling person dalam bekerja. Tentu dalam evaluasi ini sudah
tersedia standar-standar yang dapat menentukan seberapa berhasilkah kinerja
para selling person. Namun, ada juga faktor-faktor yang tidak dapat
diukur secara perorangan. Dengan mengevaluasi strategi personal selling
organisasi, maka manajemen akan mendapatkan feedback dan mengidentifikasi
masalah-masalah yang terjadi yang perlu dilakukan tindakan korektif.
Aktivitas
personal selling memiliki beberapa fungsi yaitu sebagai berikut :
1. Prospecting, yaitu mencari pembeli dan menjalin
hubungan dengan mereka.
2. Targeting, yaitu mengalokasikan kelangkaan waktu
penjual demi pembeli.
4. Selling, yakni mendekati, mempresentasikan dan
mendemonstrasikan, mengatasi penolakan, serta menjual produk kepada pelanggan.
5. Servicing, yakni Memberikan berbagai jasa dan
pelayanan kepada pelanggan.
6. Information gathering, yakni melakukan riset
dan intelijen pasar.
7. Allocating, yaitu menentukan pelanggan yang akan
ditujuh.
o
penjual yang ditugaskan untuk
melakukan personal selling harus memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut :
1. Salesmanship
Penjual harus memiliki pengetahuan
tentang produk dan menguasai
seni menjual, seperti cara mendekati pelanggan, memberikan presentasi dan
demonstrasi, mengatasi penolakan pelanggan, dan mendorong pembelian.
2. Negotiating
Penjual harus mempunyai kemampuan untuk bernegosiasi tentang
syarat-syarat penjualan.
3. Relationship
marketing
Penjual harus tahu cara membina dan
memelihara hubungan baik dengan para pelanggan.
Berdasarkan tugas dan posisinya, penjual dapat diklasifikasikan menjadi enam
macam tipe, yaitu :
1. Deliverer
(driver sales person), yaitu penjual yang tugas utamanya mengantar produk ke
tempat pembeli.
2. Order
getter, yaitu penjual yang mencari pembeli atau mendatangi pembeli (sifat
kerjanya di luar).
3. Order
taker, yaitu penjual yang melayani pelanggan di dalam outlet (sifat
kerjanya di dalam).
4. Missionary
sales people (merchandiser, retailer), yaitu penjual yang ditugaskan untuk
mendidik/melatih dan membangun goodwill dengan pelanggan atau calon pelanggan.
Misalnya melatih wiraniaga perantara, menjelaskan program promosi perusahaan
kepada perantara.
5. Technical
specialist (technician), yaitu penjual yang harus memiliki atau memberikan
pengetahuan teknis kepada pelanggan.
6. Demand
creator, yaitu penjual yang harus memiliki kreativitas dalam menjual produk
(tangible dan intangible).
o
Definisi
Manajemen Keuangan
Manajemen
penjualan adalah perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian program-program
kontak tatap muka yang dirancang untuk mencapai tujuan penjualan perusahaan.”
(Basu Swastha DH 1998; 26)
Manajemen
penjualan adalah perencanaan, pengarahan dan pengawasan tatap muka, termasuk
penarikan, pemilihan, perlengkapan, penugasan, penentuan rute, supervisi,
pembayaran dan pemotivasian sebagai tugas yang diberikan pada para tenaga
penjual. (Basu Swastha DH 1998; 27)
Faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan
a. Dalam praktek penjualan itu
dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti yang dikemukakan oleh Basu Swastha DH
(1998; 29) sebagai berikut:
Kondisi dan kemampuan penjual
Kondisi dan kemampuan penjual
b. Kondisi Pasar
c.
Kondisi
Organisasi Perusahaan
d.
Faktor lain
a.
Kondisi dan Kemampuan Penjual
Transksi jual-beli atau pemindahan hak milik secara
komersial atas barang dan jasa itu pada prinsipnya melihatkan dua pihak, yaitu
penjual sebagai pihak pertama dan pembeli sebagai pihak kedua. Di sini, penjual
harus meyakinkan kepada pembelinya agar dapat berhasil mencapai sasaran
penjualan yang diharapkan. Untuk maksud tersebut penjual harus memahami
beberapa masalah penting yang sangat berkaitan, yakni :
- Jenis dan karakteristik barang yang ditawarkan
- Harga produk
- Syarat penjualan
Masalah-masalah tersebut biasanya manjadi pusat perhatian
pembeli sebelum melakukan pembelian. Selain itu manajer perlu memperhatikan
jumlah serta sifat-sifat tenaga penjualan yang akan dipakai. Dengan tenaga
penjualan yang baik dapatlah dihindari timbulnya kemungkinan rasa kecewa pada
para pembeli dalam pembeliannya. Adapun sifat-sifat yang perlu dimiliki oleh
seorang tenaga penjual antara lain : sopan, pandai bergaul, pandai berbicara,
mempunyai kepribadian yang menarik, sehat jasmani, jujur, mengetahui cara-cara
penjualan dan sebagianya.
b.
Kondisi Pasar
Pasar, sebagai kelompok pembeli atau yang menjadi sasaran
dalam penjualan, dapat pula mempengaruhi kegiatan penjualannya. Adapun
faktor-faktor kondisi pasar yang perlu diperhatikan adalah :
- Jenis pasarnya, apakah pasar konsumen, pasar
industri, pasar penjual, pasar pemerintah ataukah pasar internasional
- Kelompok pembeli atau segmen pasar
- Daya belinya
- Frekwensi pembeliannya
- Keinginan dan kebutuhannya
c.
Modal
Akan lebih sulit bagi penjual untuk
menjual barangnya apabila barang yang dijual tersebut belum dikenal oleh calon
pembelinya atau apabila lokasi pembeli jauh dari tempat penjual. Dalam keadaan
seperti ini, penjual harus memperkenalkan terlebih dahulu atau membawa
barangnya ke tempat pembeli. Untuk melaksanakan maksud tersebut diperlukan
adanya saran serta usaha, seperti alat transportasi, tempat peragaan baik
didalam perusahaan maupun di luar perusahaan, usaha promosi dan sebagainya.
Semua ini hanya dapat dilakukan apabila penjual memiliki sejumlah modal yang
diperlukan untuk itu.
d.
Kondisi Organisasi Perusahaan
Pada perusahaan besar, biasanya masalah
penjualan ini ditangani oleh bagian tersendiri (bagian penjualan) yang dipegang
orang-orang tertentu atau ahli dibidang penjualan. Lain halnya perusahaan kecil
dimana masalah penjualan ditangani oleh orang yang juga melakukan fungsi lain.
Hal ini disebabkan karena jumlah tenaga kerjanya lebih sedikit, sistem
organisasinya lebih sederhana, masalah-masalah yang dihadapi serta sarana yang
dimilikinya juga tidak jumlah tenaga kerjanya lebih sedikit, sistem
organisasinya lebih sederhana, masalah-masalah yang dihadapi serta sarana yang
dimilikinya juga tidak sekompleks perusahaan besar. Biasanya masalah penjualan
ini ditangani sendiri oleh pimpinan dan tidak diberikan kepada orang lain.
e.
Faktor Lain
Faktor-faktor
lain, seperti : periklanan, peragaan, kampanye, pemberian hadiah, sering
mempengaruhi penjualan. Namun untuk melaksanakannya, diperlukan sejumlah dana
yang tidak sedikit. Bagi perusahaan yang bermodal kuat, kegiatan ini secara
rutin dapat dilakukan. Sedangkan bagi perusahaan yang kecil yang mempunyai
modal relatif kecil, kegiatan ini lebih jarang dilakukan. Ada penguasaha yang
berpegang pada suatu prinsip bahwa paling penting membuat barang yang baik.
Bilamana prinsip tersebut dilaksanakan, maka diharapkan pembeli akan membeli
lagi barang yang sama. Namun, sebelum pembeliannya dilakukan, sering pembeli
harus dirangsang daya tariknya, misalnya dengan memberikan bungkusan yang
menarik atau dengan cara promosi lainnya.
Teknik penjualan
Teknik penjualan merupakan cara-cara atau kiat-kiat yang
dilakukan oleh penjual dalam rangka meraih konsumen.
Ada lima langkah dalam melakukan cara-cara Penjualan, yaitu:
1)
Tentukan Kebutuhan dan Keinginan Pelanggan
Untuk menentukan kebutuhan konsumen
haruslah terlebih dahulu diadakan semacam pengamatan atau penelitian sederhana
terhadap kebutuhan konsumen, misalnya barang atau jasa apa yang dibutuhkan dan
diinginkan konsumen, Berapajumlahnya, siapa yang membutuhkan dan kapan mereka
memerlukan.
2)
Pilihlah Pasar sasaran Khusus
Ada tiga jenis pasar sasaran khusus, yaitu:
a.
Pasar individual, adalah pasar yang memberikan layanan kepada individu-ndividu
tertentu untuk memenuhi kebutuhan secara individual.Jenis pasar ini sangat
cocok untuk perusahaan kecil dan menengah.
b.
Pasar khusus, yaitu pasar yang memberikan pelayanan khusus untuk konsumen
tertentu, misalnya petani, pegawai negeri, pedagang dan sebagainya Jenis pasar
khusus sangat cocok untuk perusahan kecil.
c.
Pasar tersegmentasi, yaitu pasar yeng menyediakan pelayanan bagi kelas konsumen
tertentu, misalnya untuk pelanggan kelas berpendapatan tinggi,kelas pelanggan
berpendapatan sedang dan kelas pelanggan berpendapatan rendah. Konsumen
dikelompokan berdasarkan geografis (desa, kota),demografis (jenis kelamin,
usia,pendaptan, tingkat pendidikan) dan kelas sosial (tingkat sosial, gaya
hidup), serta faktor perilaku.
3)
Tetapkan Posisi Pasar
Setelah menentukan segmentasi pasar, perusahaan harus
menentukan posisi pasar yang ingin diduduki segmen tersebut. Menetapkan posisi
pasar ialah menyusun produk ditempat yang lebih jelas, khas, sehingga
menimbulkan hasrat terhadap produk tersebut dalam pikiran konsumen daripada
produk sejenis yang lain.
4)
Tempatkan Strategi Penjualan dalam Persaingan
Perusahaan harus lebih siap untuk melakukan bauran pemasaran
sebagai strategi dalam pengelolaan perusahaan. Bauran pemasaran adalah
kombinasi penawaran produk,penetapan harga, metode promosi, dan sistem
distribusi untuk menjangkau kelompok konsumen tertentu.
5)
Pilih Strategi penjualan yang paling Tepat.
Memilih strategi dengan menempatkan keempat bauran
pemasaran, produk, harga,promosi, dan distribusi.Untuk melakukan program
penjulan harus dilakukantahapan-tahapan sebagai berikut.
a.
Persiapan sebelum penjualan
Kegiatan
pada tahap ini adalah mempersiapkan tenaga penjualan dengan memberikan
pengertian tentang barang yang akan dijual, pasar yang akan dituju,dan teknik
penjualannya.
b.
Penentuan Lokasi Pembeli Potensial
Tahap
kedua adalah menentukan lokasi dari segmen pasar yang menjadi sasarannya. Dari
lokasi inilah dapat disusun daftar calon pembeli atau pembeli potensial.
c.
Pendekatan Pendahuluan
Sebelum
melakukan penjualan, penjual harus mempelajari semua masalah tentang calon
pembelinya. Selain itu,perlu juga mengetahui tentang produk atau merk apa yang
sedang digunakan dan bagaimana reaksi konsumen untuk membeli suatu
produk.Beberapa informasi perlu dikumpulkan untuk mendukung penawaran produk
kepada pembeli, misalnya tentang kebiasaan membeli, kegemaran dan kesukaan
konsumen. Semuanya merupakan pendekatan pendahuluan terhadap pasarnya.
d.
Melakukan Penjualan
Penjualan
permulaan dilakukan untuk memikat calon konsumen,kemudian diusahakan untuk
mengetahui daya tarik mereka, dan pada akhirnya penjual melakukan penjualan
kepada pembeli.
e.
Pelayanan Sesudah penjualan (Purna jual)
Kegiatan
penjualan tidak berakhir pada saat pembeli membelidan membayar barang yang
dibelinya, tetapi perlu memberikan pelayanan purna jual. Pelayanan purna jual
diberikan untuk barang-barang tahan lama seperti elektornika, lemari es,
kendaraan bermotor, televisi. Pelayanan purna jual ini banyak macamnya, seperti
garansi, reparasi dan pengantaran barang.
Strategi
pemasaran dapat
dirumuskan dalam bentuk uraian pernyataan atau dapat pula di ungkapkan dalam
daftar contoh berikut ini:
a) primary target market.
pemasaran peritel yang efektif adalah yang dapat menjelaskan
segmen masyarakat yang menjadi
sasaran utamanya. Segmen pasar yang jelas memungknkan perusahaan memilih
strategi yang tepat.
b) Positioning.
positioning adalah upaya menempatkan citra
perusahaan dan gerainya di benak masyarakat.Karena itu positioning adalah
citra.Strategi pemasaran yang efektif adalah yang terpadu dan konsisten di
antara semua unsur bauran pemasaran ritelnya sesuai dengan rencana positioning.
c) Merchandise
Rencana ragam dan jenis item
merchandise disiapkan sesuai dengan sifat gerai (apaka gerai
raksasa/hypermarket,department store,pasar swalayan atau lainnya).Selain
itu,garis besar volume masing-masing ragam/item direncanakan sesuai asumsi
tahun-tahun kedepan.Demikian pula kisaran harga.Semuanya bersifat rencana garis
besar guna mencapai sasaran jangka panjang.
d) sales promotion
dunia perdagangan ritel amat berkaitan
dengan pergerakan demografi,selera,dan gaya hidup masyarakat.
e) periklanan dan komunikasi.
Dunia ritel amat memerlukan
periklanan yang teratur dan komunikasi yang terus menerus.Secara periodik,iklan
dipasang dengan tujuan membuat perusahaan ritel dan gerainya "terasa
hadir" dalam benak masyarakat.
f) selain strategi dalam
poin-poin di atas,strategi juga dapat di buat dalam hal lainnya seperti rencana
pergantian sistem operasional,prioritas program rekrutment dan pelatihan SDM.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar